“REKRUTMEN
DAN SELEKSI”
Oleh:
ERMITHA
SAVITRY
E
12108288
PROGRAM STUDI
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebuah
organisasi atau perusahaan harus dapat mencari dan menarik calon karyawan yang
memiliki kemampuan bekerja dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, yang biasa disebut sebagai pekerja pengetahuan (knowledge worker) (Cut Zurnali, 2010).
Mengutip pendapat Drucker (2002:135): Kontribusi manajemen yang paling penting
yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan produktivitas kerja
pengetahuan sekaligus meningkatkan produktivitas pekerja pengetahuan. Produktivitas
kerja pengetahuan berarti perusahaan meningkatkan cakupan kerjanya pada
pemanfaatan teknologi yang berbasis pengetahuan, termasuk didalamnya
memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam meningkatkan profitable sekaligus memperkuat daya saing (competiveness) perusahaan.
Kerja
pengetahuan adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan atau
setiap organisasi, baik organisasi laba (perusahaan atau korporasi) maupun
organisasi nirlaba (seperti kantor-kantor pemerintah atau NGO). Sedangkan
peningkatan produktivitas pekerja pengetahuan bermakna bagaimana memanfaatkan
semaksimal mungkin pengetahuan dan kemampuan para pekerja pengetahuan dalam
menjalankan setiap pekerjaan atau tugas yang diberikan perusahaan kepada
mereka.
Cut Zurnali
(2010) mendefinisikan pekerja pengetahuan atau knowledge worker (K-Worker) sebagai karyawan sebuah organisasi yang
bertanggung jawab untuk mendesain, membangun, menguji, memelihara, dan
mengoperasikan infrastuktur dan aplikasi keorganisasian dengan sentuhan
teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien sekaligus dapat memberikan kepuasaan bagi para stake holder organisasi tersebut.
Lebih lanjut
dipaparkan bahwa kekhasan pekerja pengetahuan terletak pada adanya otonomi
untuk menikmati kebebasan dalam pekerjaan, bergerak, dan melawan perintah dan
budaya pengendalian. Dalam perkembangannya, K-worker cenderung memiliki
kemampuan mengoperasikan sebuah perusahaan sehingga mereka memiliki satu atau
lebih perusahaan yang dapat berupa komersial atau perusahaan non profit.
Beragam perusahaan pengetahuan dapat memilih untuk membantu menempatkan bidang
pengetahuan dan teknologi yang biasanya ditujukan untuk pengembangan kemampuan
dalam industri utama seperti industri telekomunikasi, pertambangan, otomotif,
semi konduktor, dan bioteknologi.
Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali tersebut, dapatlah ditarik sebuah
kesimpulan bahwa pada era sekarang ini sudah saatnya sebuah departemen SDM
merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge worker agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat
mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan
keuntungan kepada para stake holder
organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa depan.
Bagaimana mendapatkan keryawan-karyawan dengan kualifikasi tersebut, sangat
bergantung pada bagaimana proses perekrutan dan penyeleksian yang dilakukan
dalam suatu organisasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang relevan adalah:
1. Apa pengertian dari rekrutmen dan
seleksi?
2. Apa tujuan rekrutmen dan seleksi?
3. Bagaimana proses rekrutmen dan
seleksi!
4. Bagaimana sistem perekrutan dan
penyeleksian!
5. Kendala atau tantangan apa saja
yang ditemui pasa saat proses perekrutan dan penyeleksian?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari
rekrutmen dan seleksi.
2. Untuk mengetahui tujuan
dilaksanakannya rekrutmen dan seleksi.
3. Memberikan gambaran tentang proses
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi.
4. Menberikan uraian tentang sistem
rekrutmen dan seleksi.
5. Untuk mengetahui kendala atau
tantangan yang ditemui saat melaksanakan proses perekrutan dan penyeleksian.
BAB II
PEMBAHASAN
Diantara
beberapa unsur dari pengelolaan sumber daya manusia yang sangat terkait dengan
keberadaan organisasi atau perusahaan adalah unsur rekrutmen dan seleksi Sumber
Daya Manusia. Untuk lebih memperjelas mengenai beberapa konsep tentang rekrutmen
dan seleksi, berikut ini akan dipaparkan mengenai kedua hal tersebut.
A.
Pengertian Rekrutmen dan Seleksi
1.
Pengertian Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:212), Rekrutmen (Recruitment) adalah
serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan,
keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang
diidentifikasi dalam perencanaan
kepegawaian.
Menurut Schermerhorn, 1997, Rekrutmen adalah
proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.
Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari
orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
Menurut Faustino Cardoso Gomes (1995:105), Rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar
untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat sebagai pegawai.
Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat sebagai pegawai.
Menurut
Randall S. Schuler dan Susan E.
Jackson (1997:227) rekrutmen antara lain meliputi upaya pencarian
sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari
mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Sebagai akibatnya rekrutmen tidak hanya menarik
simpati atau minat seseorang untuk bekerja pada perusahaan tersebut, melainkan
juga memperbesar kemungkinan untuk mempertahankan mereka setelah bekerja.
Jadi
intinya rekrutmen merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam mengisi jabatan-jabatan terntu yang masih kosong.
Selain itu rekrutmen merupakan usaha-usaha mengatur komposisi sumber daya
manusia secara seimbang sesuai dengan tuntutan melalui penyeleksian yang dilakukan.
Melalui rekrutmen organisasi dapat melakukan komunikasi dengan pihak-pihak
tertentu untuk memperoleh sumber daya manusia yang potensial, sehingga akan
banyak pencari kerja dapat mengenal dan mengetahui organisasi yang pada
akhirnya akan memutuskan kepastian atau tidaknya dalam bekerja. Dengan
rekrutmen diharapkan pencari kerja yang berkualitas tinggi akan mengetahui adanya
kesempatan kerja. Selain itu perlu juga diusahakan adanya kesan dan image yang
positif mengenai organisasi dengan memberikan informasi yang cukup mengenai
pekerja.
2.
Pengertian
Seleksi
Proses
seleksi merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam keseluruhan proses
manajemen sumber daya manusia. Pernyataan ini didasarkan pada suatu alasan
bahwa suatu organisasi ataupun perusahaan akan mendapatkan sejumlah pegawai
yang tergantung pada cermat tidaknya proses seleksi ini dilakukan. Dan proses
seleksi ini merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan rekrutmen.
Menurut Umi Sukamti (1989:153) suatu proses
penetapan pelamar yang mana diantara mereka direkrut dengan melalui
pertimbangan persyaratan-persyaratan untuk dapat diterima dalam melakukan
pekerjaan dengan baik. Sedangkan menurut Randall
S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997), bahwa seleksi adalah proses mendapatkan dan
mempergunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan siapa yang
seharusnya diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka panjang.
Nitisemito
(1992:44) memberikan definisi atau pengertian seleksi sebagai kegiatan kegiatan
suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam
jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknnya.
Hasibuan (1995:52)
memberikan definisi atau pengertian seleksi sebagai suatu kegiatan pemilihan
dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak untuk menjadi karyawan
perusahaan itu. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap
perusahaan bersangkutan.
Dale Yorder
(1981:291) memberikan definisi atau pengertian seleksi sebagai suatu proses
dengan mana calon karyawan dibagi ke dalam dua bagian yaitu yang akan diterima
dan yang ditolak.
Seleksi
tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah
menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum
vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara
pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan.
Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
Berdasarkan
beberapa defenisi diatas, dapat dipahami bahwa seleksi merupakan salah satu
cara yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk melihat kesesuaian atau
tidaknya antara individu, pekerjaan, organisasi, dan lingkungan. Oleh karena
itu, prosedur seleksi yang cermat dan penempatan yang sesuai adalah merupakan
esensi dari pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Jikalau dilakukan dengan baik, niscaya prosedur ini akan menjamin
bahwa sebuah perusahaan atau organisasi mempunyai karyawan yang dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
B. Tujuan Rekrutmen dan Seleksi
1. Tujuan Rekrutmen
Menurut
Henry Simamora (1997:214) proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara
lain:
a. Untuk
memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon
pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
b. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals)
adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang
baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk
akal.
c. Upaya-upaya
perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak,
dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif
terhadap perusahaan.
2.
Tujuan Seleksi
Tujuan seleksi yaitu untuk mendapatkan
tenaga kerja yang memenuhi syarat dan mempunyai kualifikasi sebagaimana
tercantum dalam deskripsi jabatan. Tindakan tersebut adalah untuk
merealisasikan keinginan perusahaan secara umum yaitu menempatkan orang yang
tepat pada tempatnya (The Right Men on
The Right Place). Sesuai dengan hal tersebut, maka dalam mengadakan seleksi
pegawai, selain perlu terlebih dahulu ditetapkan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan, maka perlu pula ditentukan dan dianut dasar kebijaksanaan dalam
mengadakan seleksi.
Selain itu, tujuan seleksi adalah untuk
mendapatkan:
a. karyawan
yang qualified dan potensial
b. karyawan
yang jujur dan berdisiplin
c. karyawan
yang cakap dengan penempatan yang tepat
d. karyawan
yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
e. karyawan
yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
f. karyawan
yang dapat bekerja sama
g. karyawan
yang dinamis dan kreatif
h. karyawan
yang inovatif dan bertanggung jawab
i. karyawan
yang loyal dan berdedikasi tinggi
j. karyawan
yang mudah dikembangkan dimasa akan dating
k. karyawan
yang bekerja secara mandiri
l.
karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku
malu mengurangi tingkat absensi dan turn
over karyawan.
C.
Proses Rekrutmen dan Seleksi
1.
Proses Rekrutmen
Proses
rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora (1997:221):
a. Penyusunan strategi untuk merekrut
Di dalam penyusunan strategi ini,
departemen sumber daya manusia bertanggung jawab didalam menentukan
kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan akan direkrut, di mana,
dan kapan.
b. Pencarian
pelamar-pelamar kerja
Setelah rencana dan
strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan sesungguhnya bisa
berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang ada. Banyak atau sedikitnya
pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di dalam menginformasikan
lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang baik antara perusahaan
dengan sumber-sumber perekrutan external seperti sekolah, universitas.
c. Penyisihan
pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan
Setelah
lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan individu yang
tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan. Di dalam
proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi
karena alasan yang tidak tepat, sehingga di dalam proses ini dibutuhkan
kecermatan dari pihak penyaring.
d. Pembuatan
kumpulan pelamar
Kelompok pelamar
(applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak
untuk posisi yang dibutuhkan.
Menurut
Umi Sukamti (1989), dalam proses
rekrutmen terdiri dari dua fase, yaitu: (a) untuk memonitor perubahan
lingkungan dan organisasi yang menimbulkan kebutuhan sumber daya manusia baru,
dan menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang harus diisi dan tipe-tipe pelamar yang
diperlukan; (b) untuk menyebarluaskan kepada pelamar yang potensial bahwa ada
lowongan pekerjaan, sehingga menarik pelamar yang bersangkutan dan menyisihkan.
Lebih
lanjut Randall S. Schuler dan Susan E.
Jackson (1997:227) menjelaskan bahwa kegiatan kunci yang
merupakan bagian dari rekrutmen adalah:
a.
menentukan kebutuhan jangka
pendek dan jangka panjang perusahaan dalam hal jenis pekerjaan (job title)
dan levelnya dalam perusahaan;
b.
terus berupaya mendapatkan
informasi mengenai perkembangan kondisi pasar tenaga kerja;
c.
menyusun bahan-bahan rekrutmen
yang efektif;
d.
menyusun program rekrutmen yang
sistematis dan terpadu yang berhubungan dengan kegiatan sumber daya manusia
lain dan dengan kerja sama antara manajer lini dan karyawan;
e.
mendapatkan pool calon karyawan
yang berbobot atau memenuhi syarat;
f.
mencatat kualitas dan jumlah
pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing metode rekrutmennya; dan
g. melakukan tindak lanjut terhadap para calon karyawan baik yang
diterima maupun yang ditolak, guna mengevaluasi efektif tidaknya rekrutmen yang
dilakukan. Dan yang paling penting semua kegiatan ini harus dilakukan sesuai
konteks hukum yang berlaku suatu pool yang berisikan para calon karyawan yang
memenuhi syarat yang kemungkinan besar akan terpilih dan ditempatkan. Meskipun
demikian, ternyata dalam kenyataannya rekrutmen belum tentu berhasil dengan
baik, hal ini sangat terkait dengan berbagai kendala yang dihadapi.
2.
Proses Seleksi
Sondang P. Siagian (1999:133)
menjelaskan bahwa langkah-langkah
dalam proses seleksi minimal ada delapan langkah, yaitu:
1)
penerimaan surat lamaran,
2)
penyelenggaraan ujian,
3)
wawancara seleksi,
4)
pengecekan latar belakang pelamar dan
surat-surat referensinya,
5)
evaluasi kesehatan,
6)
wawancara oleh manajer yang akan menjadi
atasan langsungnya,
7)
pengenalan pekerjaan, dan
8)
keputusan atas lamaran.
D.
Sistem Rekrutmen dan Seleksi
Secara umum tipologi sistem rekrutmen dan
seleksi dapat dilaksanakan dengan dua cara:
1. Sistem Langsung
Sistem rekutmen dan seleksi semacam ini
adalah sistem yang menerima secara langsung terhadap seorang tenaga baru dengan
langsung memberikannya SK dari pimpinan tertinggi atau yang bertangung jawab.
Adapun bentuk- bentuknya dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Pemupukan ekternal.
b. Pemupukan internal.
c. Bentuk terbuka.
d. Bentuk tertutup.
2. Sistem Tidak Langsung
Sistem ini adalah sistem rekrutmen dan
seleksi yang menerima secara tidak langsung terhadap tenaga baru dengan
langsung memberikannya SK tetapi SK diberikan setelah tenaga baru melewati masa
orientasi yang berfungsi evaluatif selektif dalam jangka waktu tertentu. Adapun
bentuknya meliputi:
a. Orientasi selektif
Adalah
proses orientasi beberapa orang yang telah diterima untuk bekerja di lembaga
namun masih berada dalam bingkai untuk memilih yang terbaik. misalnya setelah
A, B dan C dinyatakan diterima untuk bekerja tidak langsung mendapatkan SK dari
pimpinan sehingga statusnya bukanlah pegawai tetap. Mereka terlebih dahulu
diorientasi dalam waktu satu tahun untuk dievaluasi atau dinilai kinerjanya
untuk kemudian dipilih yang terbaik dan sesuai kebutuhan organisasi yang
kemudian barulah mereka mendapatkan SK setelah dinyatakan benar- benar
diteerima dengan terbitnya SK dari pimpinan tinggi.
b. Orientasi akumulatif
Adalah
proses orientasi beberapa orang yang telah benar- benar diterima semuanya
dengan tujuan hanya untuk mengenalkan dan memantapkan cara berfikir dan
bertindak
mereka sesuai dengan visi dan misi lembaga.
1.
Sistem Rekrutmen
Menurut Simamora (1997:246) untuk
menciptakan suatu sistem rekrutmen yang efektif para manajer dan manajer sumber
daya manusia, seyogyanya menerapkan beberapa hal, antara lain:
a. Mendiagnosis
seefektif mungkin (berdasarkan kendala waktu, sumber daya finansial, dan
ketersediaan staff pelaksana yang ada) faktor-faktor lingkungan dan
organisasional yang mempengaruhi posisi yang perlu diisi dan aktivitas
rekrutmen.
b. Membuat deskripsi,
spesifikasi, dan standart kinerja yang rinci.
c. Menentukan tipe
individu-individu yang sering dikaryakan oleh organisasi dalam posisi yang
sama.
d. Menentukan kriteria-kriteria
rekrutmen.
e. Mengevaluasi berbagai saluran
dan sumber rekrutmen.
f. Menyeleksi sumber rekrutmen
yang kemungkinan menghasilkan kelompok kandidat yang paling besar dan paling
sesuai pada biaya yang serendah mungkin.
g. Mengidentifikasikan
saluran-saluran rekrutmen untuk membuka sumber-sumber tersebut, termasuk
penulisan iklan, menjadwalkan program rekrutmen.
h. Menyeleksi saluran rekrutmen
yang paling efektif biaya.
i. Menyusun rencana rekrutmen
yang mencakup daftar aktivitas dan daftar untuk menerapkannya.
2.
Sistem Seleksi
Menurut Umi
Sukamti (1989:164) ada empat sistem yang dapat digunakan organisasi dalam
proses seleksi, yaitu:
a.
relevansi,
yaitu sejauhmana alat seleksi dapat mencerminkan sampel yang representatif dari
pekerjaan;
b.
reliabilitas,
yaitu sejauhmana suatu alat seleksi memberikan hasil yang sama apabila dipakai
dalam waktu yang tidak sama atau oleh orang yang berbeda;
c.
validitas,
yaitu hubungan statis antara skor-skor pada alat seleksi dengan kriteria atau
ukuran performasi pekerjaan; dan
d.
faktor keadilan,
yaitu setiap alat seleksi harus dinilai standar keadilannya yang mana
kecenderungan alat ini memperlakukan dan memberi kesempatan sama kepada semua
pelamar untuk mendapatkan pekerjaan.
E.
Kendala dan Tantangan yang Dihadapi Pada Proses Rekrutmen
dan Seleksi
1. Kendala yang Dihadapi dalam Rekrutmen
Menurut
Sondang P. Siagaan (1999) berbagai
kendala yang dihadapi menurut berbagai penelitian dan pengalaman banyak orang
dalam hal rekrutmen menunjukkan bahwa kendala yang biasa dihadapi itu dapat
mengambil tiga bentuk, yaitu kendala yang bersumber dari organisasi yang bersangkutan sendiri, kebiasaan
bersumber dari lingkungan di mana
organisasi bergerak.
Lebih
jelasnya, ketiga faktor tersebut dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kendalam dalam
Rekrutmen Menurut Sondang P. Siagaan
(1999)
Faktor
Organisasional
|
Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
|
Kondisi Eksternal (Lingkungan)
|
1. Kebijaksanaan Promosi dari dalam.
2. Kebijaksanaan tentang imbalan, yang tergantung
pada:
a. Kepentingan para anggota organisasi.
b. Kemampuan organisasi yang bersangkutan.
c. Keharusan mentaati berbagai peraturan perundangan.
d. Pertimbangan lokasi.
e. Kebijaksanaan tentang status kepegawaian.
f. Rencana
sumber daya manusia.
|
Pada satuan kerja yang mengelola
sumber daya manusia biasanya ada tenaga spesialis yang terdiri dari
sekelompok orang yang tugasnya adalah melakukan rekrutmen. Tenaga spesialis ini
mempunyai dua segi:
1. Segi
Positifnya, yaitu proses rekrutmen dapat berlangsung dengan cepat karena
pengetahuan dan pengalamannya mengenai yang dibutuhkan.
2. Segi
negatipnya, yaitu kecenderungan untuk berbuat kesalahan dalam merekrut
pegawai bila tidak berpengaruh pada organisasi dan juga sikap yang sering
menganggap enteng terhadap usaha rekrutmen, khususnya berkaitan dengan persyaratan
kuantitas pelamar.
|
1.
Tingkat pengangguran.
2.
Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja terhadap organisasi/ perusahaan
lain yang bergerak pada bidang yang sama dan menghasilkan produk sejenis.
3. Langka
tidaknya keahlian atau ketrampilan tertentu.
4.
Proyeksi angkatan kerja pada umumnya.
5.
Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
6.
Praktek rekrutmen oleh organisasi lain.
7.
Tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru itu, yang menyangkut:
persyaratan khusus, pengalaman kerja sebelumnya, tenaga, waktu dan biaya yang
besar, persepsi terhadap imbalan, dan juga tenaga kerja yang telah terekrut
ternyata yang ditetapkan.
|
Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya bahwa rekrutmen dimaksudkan untuk mendapatkan calon
karyawan yang memenuhi syarat. Oleh karena itu proses rekrutmen hendaknya perlu
memperhatikan sumber-sumber yang dapat dijadikan wahananya, yaitu meliputi
sumber internal dan sumber eksternal. Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997) sumber-sumber dan
metode tersebut adalah:
a. Sumber internal. Sumber-sumber internal meliputi karyawan yang ada
sekarang yang dapat dicalonkan untuk dipromosikan, dipindahtugaskan atau
dirotasi tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa dikaryakan dan dipanggil
kembali. Adapun metode yang dapat digunakan adalah dengan menempelkan
pemberitahuan pada papan pengumuman, pengumuman lisan, penelitian riwayat kerja
karyawan (personnel records), penelitian daftar promosi berdasarkan
kinerja, melakukan pemeringkatan dari kegiatan penilaian, melakukan pengecekan
daftar senioritas, dan melihat daftar yang dibuat menurut ketrampilan pada
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia perusahaan. Itu semua dapat dilakukan dengan
membuat job posting dan daftar ketrampilan (skill inventories).
b.
Sumber eksternal,
adalah sumber untuk mendapatkan karyawan tertentu. sumber yang dapat dilakukan
adalah dengan program referal karyawan, yaitu iklan secara lisan; di mana
sejumlah pelamar mencalonkan diri dengan mendatangi langsung bagian rekrutmen
di perusahaan tersebut; melalui perusahaan
lain; melaui biro bantuan
sementara; melalui asosiasi dan serikat dagang; sekolah, WNA
(warga negara asing). Adapun metode yang dapat digunakan adalah melalui
iklan radio dan televisi, iklan di Koran dan jurnal perdagangan, Service
Listings, akuisisi dan merger, open house, rekrutmen berdasarkan kontrak (contract
recruiting), Contingent Workforce Recruiting (perekrutan tenaga kerja
sementara).
Untuk
mendukung suatu rekrutmen agar dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya
legalisasi hukum. Hal ini untuk memberikan jaminan perlindungan bagi perusahaan
atau organisasi yang melakukan rekrutmen maupun bagi calon pelamar, khususnya berkaitan
dengan asas keadilan. Oleh karena itu di Indonesia pun, masalah undang-undang
ketenagakerjaan ini telah dibuat sebagai upaya untuk melindungi hak-hak dan
kewajiban pekerja.
2.
Tantangan yang Dihadapi Pada Proses Seleksi
Dalam
proses seleksi menurut Sondang P.
Siagian (1999:133) ada empat macam tantangan yang perlu
diperhatikan dan dihadapi oleh para petugas seleksi dalam menentukan
jenis dan langkah-langkah dalam proses seleksi, yaitu:
a.
penawaran tenaga kerja,
b.
tantangan etis,
c.
tantangan organisasional, dan
d.
kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
mencermati latar belakang permasalahan dan pembahasan mengenai yang berkenaan
dengan aspek rekrutmen dan seleksi, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan:
1.
Rekrutmen yang merupakan upaya untuk
menghasilkan suatu pool pelamar kerja untuk ditempatkan pada posisi pekerjaan
yang lowong diperoleh melalui sumber eksternal maupun internal. Rekrutmen harus
diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, individu pelamar dan
masyarakat. Kebutuhan individu dalam rekrutmen ini mempunyai dua aspek, yaitu
menarik calon pelamar dan mempertahankan karyawan yang diinginkan. Untuk
melakukan rekrutmen hendaknya perusahaan benar-benar mempertimbangkan pelamar
yang benar-benar memiliki potensi yang unggul dan memenuhi persyaratan serta
harus disesuaikan dengan jumlah yang diperlukan sehingga orang yang terpilih
benar-benar sesuai dengan pekerjaanya.
2.
Seleksi yang dilakukan oleh perusahaan,
organisasi ataupun lembaga tertentu harus dapat dipastikan bahwa sumber daya
manusia yang terseleksi tersebut adalah orang yang mampu memenuhi kebutuhan
kerja dan dapat bekerja di perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan ingin
menyesuaikan antara kebutuhan pelamar dan imbalan yang ditawarkan menurut
kualitas kerja dan konteks perusahaan. Untuk menyesuaikan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan seseorang terhadap kebutuhan kerja dan untuk
menyesuaikan kepribadian, minat, dan kesukaan seseorang dengan kerja dan
karakteristik perusahaan maka perusahaan harus mampu mengumpulkan informasi
tentang para pelamar. Dengan informasi yang jelas tersebut perusahaan dapat
melakukan penempatan pelamar sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan
ketrampilannya atau dapat dikatakan bahwa perusahaan akan dapat menentukan
pelamar sesuai dengan job spesifikasinya yang apa akhirnya akan mampu
memberikan kontribusi positif bagi produktivitas perusahaan.
B.
Saran
Apabila
perekrutan dan penyeleksian dilakukan dengan prosedur yang benar dan didukung
dengan alat rekrutmen dan seleksi yang akurat, sudah barang tentu kualifikasi
sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh setiap organisasi akan dapat
terpenuhi. Karena prosedur yang benar dalam melakukan rekrutmen dan seleksi ini
akan mempunyai dampak positif bukan saja bagi perusahaan tetapi juga bagi para
pelamar pekerjaan yang diseleksi.
Bagi
perusahaan keuntungan yang dapat diperoleh adalah mudah untuk menentukan kualifikasi
pelamar yang dinyatakan lolos proses penyeleksian. Sedangkan keuntungan bagi
para pelamar adalah dapat merasa puas dan tidak menimbulkan
kecurigaan-kecurigaan dalam proses seleksi. Pelamar akan merasakan adanya sikap
dan tindakan yang fair dari perusahaan atau organisasi penyelenggara
seleksi, sehingga apabila pelamar mengalami kegagalan dalam seleksi, mereka
akan dapat merasakan “kepuasan” atau paling tidak dapat mengadakan
introspeksi diri bahwa mereka belum dapat memenuhi standar yang ditentukan oleh
perusahaan atau organisasi untuk bekerja.
Sedangkan
bagi para pelamar yang dapat lolos dalam rekrutmen dan seleksi, tentunya mereka
diharapkan dapat bekerja sesuai dengan job spesifikasinya masing-masing yang
pada akhirnya dapat menampilkan seluruh potensi yang dimilikinya, baik itu
berupa pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, minat, kesukaan, dan kepribadiannya
bagi kepentingan dan tujuan perusahaan atau
organisasi
tempat mereka bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
?. 2009. Jurnal
Manajemen. Defenisi Rekrutmen,
(Online), (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/rekrutmen-recruitment-karyawan-definisi.html diakses tanggal 16 November 2011).
?. 2010. Literatur Manajemen. Manajemen Sumber Daya Manusia-Bab V Seleksi Karyawan, (Online),http://literaturekonomi.blogspot.com
/2010/04/manajemen-sumberdaya-manusia-bab-v.html diakses tangal 15 November 2011)
Ardiansyah, Asrori. 2011. Kabar Pendidikan. Pengertian, Prosedur, dan Sistem Rekrutmen
dan Seleksi, (Online), (http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/pengertian-prosedur-dan-sistem.html diakses tanggal 15 November 2011).
Nuryanta, Nanang. 2008. Jurnal Pendidikan Islam. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekrutmendan Seleksi), (Online),(http://journal.uii.ac.id/index.php/JPI/article/view/188/177 diakses tanggal 15 November 2011).
Satriah. 2008. Jurnal Bisnis Manajemen. Pengertian Seleksi, (Online), (http://id.shvoong.com/business-management/human-resour
ces/2184422-pengertian-seleksi/
diakses tanggal 16 November 2011).
Zurnali, Cut. 2010. Knoeledge
Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Depan. Bandung:
Unpad Press.